Singkong atau ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan
salah satu sumber karbohidrat lokal Indonesia yang menduduki urutan ketiga
terbesar setelah padi dan jagung. Tanaman ini merupakan bahan baku yang paling
potensial untuk diolah menjadi tepung. Tanaman palawija ini telah dikenal dan
dibudidayakan secara luas di hampir seluruh wilayah Indonesia. Selama lima
tahun terakhir, produksi singkong Indonesia terus meningkat secara konsisten.
Pada tahun 2011, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) produksi singkong
nasional mencapai 24,08 juta ton.
Singkong segar mempunyai
komposisi kimiawi terdiri dari :
-
Kadar air .................................. 60 %,
-
Pati ............................................. 35 %,
-
Serat kasar .............................. 2,5 %,
-
Protein ..................................... 1 %,
-
Lemak, ...................................... 0,5 %
-
Abu ............................................. 1 %,
karenanya merupakan sumber
karbohidrat dan serat makanan, namun sedikit kandungan zat gizi seperti
protein.
Singkong segar mengandung senyawa
glokosida sianogenik dan bila terjadi
proses oksidasi oleh enzim linamarase
maka akan dihasilkan Glukosa dan Asam Sianida (HCN) yang ditandai dengan
bercak warna biru, akan menjadi toxin
(racun) bila dikonsumsi pada kadar HCN lebih dari 50 ppm.
Pengelompokan ubikayu berdasarkan
kadar HCN menjadi 3 kelompok, yaitu :
- Tidak boleh dikonsumsi bila kadar HCN lebih dari 100 ppm (rasa pahit), seperti varietas Adira II, Adira IV dan Thailand,
- Dianjurkan tidak dikonsumsi bila kadar HCN 40 – 100 ppm (agak pahit), seperti varietas UJ-5 dan
- Boleh dikonsumsi kadar HCN kurang dari 40 ppm (tidak pahit), seperti varietas Adira I dan Manado.
Ada korelasi antara kadar HCN ubi
kayu segar dengan kandungan pati. Semakin tinggi kadar HCN semakin pahit dan
kadar pati meningkat dan sebaliknya. Oleh karenanya, industri tapioka umumnya
menggunakan varietas berkadar HCN tinggi (varietas pahit).
Di samping itu, ubikayu segar
mengandung senyawa polifenol dan bila
terjadi oksidasi akan menyebabkan warna coklat (browning secara enzimatis) oleh
enzim fenolase, sehingga warna tepung
kurang putih.
Berdasarkan kadar amilosa, ubikayu dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu :
- Ubikayu gembur (kadar amilosa lebih dari 20%) yang ditandai secara fisik bila kulit ari yang berwarna coklat terkelupas dan kulit tebalnya mudah dikupas,
- Ubikayu kenyal (kadar amilosa kurang dari 20%) yang ditandai bila kulit ari warna coklat tidak terkelupas (lengket pada kulit tebalnya) dan kulit tebalnya sulit dikupas.
Selama ini hasil panen singkong
lebih banyak dibuat gaplek dari pada
diolah menjadi bahan baku setengah jadi atau produk lain yang mempunyai nilai
tambah lebih tinggi. Padahal teknologi fermentasi atau mengolah singkong
menjadi produk lain, misalnya menjadi tepung Mocaf (Modified Cassava Flour)
memiliki prospek yang luar biasa dan kebutuhan bahan pangan tepung-tepungan di
Indonesia, sangatlah besar. Contohnya kebutuhan impor tepung terigu sekarang
sudah jutaan ton dan terus meningkat setiap tahun. Jika di kalkulasikan kebutuhan
impor tepung terigu 30% bisa digantikan tepung Mocaf dalam negeri, maka begitu
besar sumbangan penghematan devisa yang bisa dilakukan oleh tepung Mocaf untuk
Negara.
Disamping itu akan tercipta
peluang wirausaha yang otomatis bisa menyerap ribuan bahkan mungkin ratusan
ribu tenaga kerja ditingkat Desa. Sehingga diharapkan dapat mengurangi tingkat
urbanisasi para tenaga kerja muda ke Kota.
Prinsip pembuatan tepung Mocaf
adalah dengan memodifikasi sel ubi kayu atau singkong melalui proses
fermentasi, sehingga menyebabkan perubahan karakteristik yang lebih baik dari
tepung yang dihasilkan berupa naiknya viskositas, kemampuan gelasi, daya
rehidrasi, dan kemudahan melarut. Secara umum proses pembuatan mocaf meliputi
tahap-tahap penimbangan, pengupasan, pemotongan, perendaman (Fermentasi)
menggunakan bioaktivator berupa kumpulan beberapa spesies mikroba seperti Lactobacillus sp, selubizing phospate
bacteria – bakteri pelarut fosfat, Azetobacter sp, dan ragi sehingga menghasilkan
bakteri selulase, proses selanjutnya pengeringan.
Selama proses fermentasi terjadi
penghilangan komponen penimbul warna, seperti pigmen (khususnya pada ketela
kuning), dan protein yang dapat menyebabkan warna coklat ketika pemanasan.
Dampaknya adalah warna Mocaf yang dihasilkan lebih putih jika dibandingkan
dengan warna tepung ubi kayu biasa dan juga berbau netral (tidak berbau apek
khas singkong). Selain itu, proses ini akan menghasilkan tepung yang secara
karakteristik dan kualitas hampir menyerupai tepung dari terigu. Sehingga
produk Mocaf sangat cocok untuk menggantikan bahan terigu untuk kebutuhan
industri makanan.
Hasil uji coba yang dilakukan
baik secara institusi maupun perorangan menunjukkan bahwa Mocaf dapat digunakan
sebagai bahan baku, baik substitusi maupun seluruhnya, dari berbagai jenis produk
bakery seperti kue kering (cookies, nastar, dan kaastengel dll), kue basah
(cake, kue lapis, brownies, spongy), dan
roti tawar. Selain itu tepung Mocaf juga dapat digunakan dalam pembuatan
bihun, dan campuran produk lain berbahan baku gandum atau tepung beras. Hasil
produk berbahan mocaf ini tidak jauh berbeda dengan produk yang menggunakan
bahan tepung terigu maupun tepung beras.
Sumber :
-
Deptan. Inovasi Pengolahan Singkong
Meningkatkan Pendapatan dan Diversifikasi Pangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar